Melihat tampilan Gran Max pertama kali, ingatan kami langsung
menerawang pada MPV masa kini yang desainnya sedang tren di Jepang.
Memang secara umum banyak kalangan yang menyebutkan bahwa tampilannya
agak sedikit ‘kaku’, namun secara fungsi dan nilai ergonomika desain ini
memiliki beberapa nilai plus. Boleh dibilang dengan mengusung desain
ini, PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) mencoba mengakomodir kebutuhan
keluarga Indonesia yang menginginkan kendaraan multifungsi. Dan memang
pasar minibus memiliki demand yang sangat besar di tanah air.
Selanjutnya mari simak pengujian produk ekspor Daihatsu ke Jepang yang
dibanderol dengan harga di bawah Rp. 100 juta ini. Kembali berbicara desain, Di balik bonnet bukan merupakan kompartemen
mesin melainkan diisi oleh radiator, karena memang penempatan mesin
Gran Max ada pada bagian bawah bangku baris depan. Bonnet model ini
memiliki kelebihan pada jarak pandang pengemudi yang bisa maksimal
mengamati keadaaan sekitar ketika berkendara. Selanjutnya,
pilar A dibuat sedikit landai dan diteruskan dengan tarikan garis lurus
cenderung kotak pada bagian buritannya. Kombinasi tersebut yang membuat
desain Gran Max secara keseluruhan menjadi kotak. Pada bagian samping
tampak dua buah pintu geser dengan bentuk yang cukup besar menyesuaikan
dengan bodi dari Gran Max. Hal ini membuat akses keluar masuk penumpang
dan barang menjadi mudah. Secara dimensi Gran Max memang diciptakan untuk keluarga besar,
dengan dimensi panjang 4045 mm, lebar 1665 mm serta tinggi 1900 mm.
Sudah dapat dibayangkan minibus ini mampu mengangkut seluruh keluarga
dengan segudang barang bawaan. Dan menurut klaim ADM, bukan masalah bagi
Gran Max untuk mengangkut barang beban (penumpang dan barang) hingga
1,1 ton. Beralih ke interior, Gran Max memiliki kabin cukup lega, 9 - 11
penumpang dapat naik secara bersamaan dengan komposisi 2 + 3 + 6. Selain
bagi penumpang, baris ke-2 dan 3 dapat difungsikan untuk mengangkut
barang dengan melakukan pelipatan kursi.
Desain dashboard tergolong sederhana namun didesain sedemikian rupa
sehingga cukup menarik dengan panel operasional yang fungsional dan
mudah dijangkau. Kebanyakan pengendara mungkin bisa langsung akrab
dengan fitur-fitur yang ada dan penempatannya terpusat pada bagian
tengah dashboard seperti tuas transmisi, control AC serta radio/tape.Setelah sabuk pengaman terpasang dan mengatur posisi drive yang pas
pada kursi serta jarak pandang ke belakang melalui spion, Kami melakukan
pengujian. Seluruh kondisi jalan dan pengendaraan adalah target yang
harus dicapai guna mengetahui ketangguhan. Untuk pengendaraan dalam
kota, Gran Max dirasakan cukup lincah, kuncinya adalah menjaga rpm pada
putaran menengah atas. Kinerja suspensi juga terbilang cukup baik dengan
karakter medium. Terbukti saat melewati jalan berlubang guncangan yang
dihasilkan tidak terlalu mengganggu kenyamanan kabin.
Masuk ke jalan bebas hambatan pedal gas langsung ‘dibejek’
dalam-dalam. Gran Max yang ditenagai dengan mesin 3SZ VE VVT-i
berkapasitas 1,5 L dengan keluaran tenaga 95 hp pada 6.000 rpm dan torsi
pucak 134 Nm pada 4.000 rpm dapat berakselerasi maksimal. Stabilitasnya
juga dirasakan baik, hal ini merupakan sesuatu yang positif dimana
sistem suspensi dapat mengimbangi desain Gran Max yang tinggi dan
memiliki aerodinamika yang cukup baik. Demikian juga kinerja rem membuat
Gran Max dapat dikendalikan dengan baik. Sedikit masalah timbul adalah
raungan mesin dan ban saat kecepatan rata-rata di atas 80 km/jam. Hal
ini memang sudah menjadi kekurangan kendaraan dengan mesin di bawah
kabin, namun yang terjadi pada Gran Max masih dapat ditoleransi.Konsumsi bahan bakar juga menjadi perhatian utama dalam pengujian.
Dan setelah melakukan perjalanan lebih dari 200 km dengan beragam
kondisi, tercatat konsumsi bahan mencapai 12,2 km/liter melalui metode full to full. Kami berkesimpulan mobil ini memang bisa menjadi pilihan sebagai
kendaraan keluarga multifungsi yang sangat efektif di samping harga yang
cukup ekonomis. Kami menyebutnya Maximum For All.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar